Open Source ( Sumber Terbuka ) adalah sistem pengembangan yang tidak di kordinasikan oleh lembaga atau individu, tetapi oleh para pengembang bekerja sama dengan memanfaatkan kode sumber ( Source Code ) yang tersebar dan tersedia bebas ( biasanya menggunakan fasilitas internet ). Pola yang di kembangkan ini mengambil secara beramai-ramai, sehingga pola Open Source ini memiliki ciri bagi komunitasnya yaitu adanya dorongan yang bersumber dari budaya memberi, yang artinya ketika suatu komunitas menggunakan sebuah program Open Source dan telah menerima sebuah manfaat kemudian akan termotivasi untuk menimbulkan sebuah pertanyaan apa yang bisa pengguna memberikan ubal balik kepada orang banyak.
Pola Open Source lahir karena kebebasan berkarya, tanpa terikat dan mengungkapan apa yang diinginkan dengan mengunakan pengetahuan dan produk yang cocok. Kebebasan menjadi pertimbangan utama ketika di lepas ke publik, sehingga publik mendapat kebebasan untuk belajar, merevisi ulang atau mengutak-atik, membenarkan ataupun menyalahkan, tetapi kebebasan ini juga datang bersama dengan tanggung jawab, bukan bebas tanpa tanggung jawab
System Yang mengunakan Konsep Open Source
Adalah Linux merupakan salah satu contoh hasil pengembangan perangkat lunak yang bersifat open source ( Terbuka ), Kode ( Source Code ) Linux dapat dimodifikasi, digunakan dan didistribusikan kembali secara bebas oleh siapa saja
Tuesday, May 28, 2013
Dasar Jaringan Bandwith
Bandwidth
Bandwidth di definisikan sebagai jumlah informasi yang bisa di
distribusikan melalui sebuah jaringan pada suatu waktu tertentu. Bandwidth
mempunyai batasan-batasan tertentu, batasan tersebut adalah hukum fisika dan
teknologi yang digunakan untuk menempatkan informasi di dalam suatu media.
Secara digital, unit paling kecil dari bandwidth adalah bits per second
(bps), jadi apabila kita membicarakan mengenai besaran suatu bandwidth, berarti
berapa bit informasi yang bisa di pindahkan dari satu tempat ke tempat yang
lainnya. Satuan yang lebih besar dari bps adalah kilobits per second atau kbps
( 1 kbps = 1000 bps = 103 bps), megabits per second atau Mbps (1
Mbps = 1.000.000 bps = 106 bps), gigabits per second atau Gbps ( 1
Gbps = 1.000.000.000 bps = 109 bps) dan terabits per second atau
Tbps ( 1Tbps = 1.000.000.000.000 bps = 1012 bps).
Salah
satu istilah yang dikenal dalam komunikasi data, adalah throughput
atau ukuran bandwidth secara nyata, pada suatu waktu tertentu, menggunakan rute
jaringan dan data yang tertentu pula. Pada kenyatannya, throughput
biasanya memang lebih rendah dibandingkan dengan bandwidth maksimal yang
mungkin dari medium yang sedang digunakan, penyebabnya antara lain adalah :
-
peralatan jaringan yang digunakan
-
tipe data yang sedang di transfer
-
topologi jaringan
-
jumlah pengguna jaringan
-
pengguna komputer
-
server
-
listrik
Untuk
mengukur suatu waktu transfer suatu file, maka bisa digunakan sautu rumus
sebagai berikut (typical download ) :
T = S / P
Dimana
:
T = Waktu yang digunakan untuk
melakukan transfer suatu file (dalam satuan detik)
S
= Ukuran file dalam bit
P
= Throughput aktual pada waktu transfer file (diukur dalam bit per
second )
Yang
perlu diperhatikan dalam perhitungan kecepatan transfer file diatas adalah
bahwa hasil yang di dapat adalah hanya estimasi saja, masih ada faktor lain
yang tidak diperhitungakan dalam perhitungan diatas, seperti penambahan data
pada waktu terjadi encapsulation (pengemasan paket data sebelum di kirim
ke alamat tujuan ). Bisa dikatakan pula bahwa hasil dari perhitungan diatas
adalah waktu terbaik yang bisa di peroleh dalam pengiriman suatu file pada
suatu waktu tertentu. Jika perhitungan bandwidth menggunakan ukuran megabits
per second (Mbps), maka file yang di transfer juga harus menggunakan ukuran
megabits (Mb) dan bukan mega bytes (MB).
Untuk
melakukan perhitungan dengan perhitungan waktu yang terbaik, bisa menggunakan
rumus seperti dibawah ini :
T = S / BW
Dimana
:
T = Waktu yang digunakan untuk
melakukan transfer suatu file (dalam satuan detik)
S
= Ukuran file dalam bit
BW = Bandwidth maksimum “paling
lambat”, secara theori diantara host pengirim dan penerima (ukurannya dalam bits
per second)
Availability
level yang biasa digunakan untuk mengukur suatu ketersediaan bandwidth biasanya
seperti dibawah ini :
Prosentase Uptime
|
Nilai
|
Downtime dalam satu bulan
|
99.9999
|
6
|
0.043 menit
|
99.999
|
5
|
0.43 menit
|
99.99
|
4
|
4.30 menit
|
99.9
|
3
|
43 menit
|
99
|
2
|
7.2 jam
|
Downtime,
atau waktu putus koneksi yang diijinkan, bisa dirumuskan dalam rumus seperti
berikut ini :
Availability = MTBF / (MTBF + MTTR)
Dimana
:
MTBF
= waktu terjadinya kerusakan sehingga mengakibatkan putusnya koneksi, MTTR =
adalah waktu yang digunakan untuk memperbaikinya.
Subscribe to:
Posts (Atom)